Ternyata ini masalah Bigetron Red Aliens.
Menjadi unggulan di 2024 PMSL SEA Summer, langkah Bigetron Red Aliens tidaklah mulus di mana Zuxxy dkk melalui proses yang tidak mudah.
Performa Bigetron Red Aliens bisa dikatakan tidak begitu baik di week 1, namun mereka di week 2 mulai membaik dan di week 3 semakin baik.
Semua formula lineup Bigetron Red Aliens berada dalam jalur performa terbaik. Tidak heran, kini mereka mencuri sorotan tajam.
View this post on InstagramA post shared by ONE Esports Indonesia (@oneesportsid)
Meningkatkan performa dengan adanya perubahan lineup di week 2 dinilai oleh sang pelatih Jendra “Capt” Wahyudi sudah lebih dari cukup.
“Cukup (menurut saya), malah lebih dari cukup sebenarnya untuk (PMSL) Summer. Kalau untuk PMGC sepertinya kurang,” ucap Capt menjawab ONE Esports.
Namun, Capt memberi isyarat mengenai roster yang akan digunakan Bigetron Red Aliens kemungkinan masih akan mengalami perubahan.
“(Lineup saat ini) bisa (bertahan) apa tidak tergantung bagaimana progresnya Leonpvnk. Bisa jadi yang naik ke PMGC si Voxzie, atau Hanscil kita lihat di PMCS,” tuturnya.
Bukan rotasi pemain, ini masalah Bigetron Red Aliens menurut Coach Capt
Apa yang disampaikan Coach Capt tentu adalah sebuah isyarat bahwa Red Aliens akan melakukan rotasi pemain.
Hal ini dinilai cukup berisiko, mengingat Bigetron Red Aliens perlu konsisten di dua seri turnamen untuk melaju ke PMGC.
Capt menambahkan, rotasi pemain bukanlah celah yang bisa digunakan tim lawan untuk melemahkan mereka.
Akan tetapi, capt menyebutkan bahwa masalah Red Aliens adalah netizen. Netizen selalu membanding-bandingkan BTR.
“Sebenarnya (rotasi pemain) bukan celah yang digunakan tim musuh, melainkan celah yang digunakan netizen. Karena role model yang dipakai (membandingkan) adalah (roster) RA yang lama Zuxxy Luxxy, Ryzen, Microboy,” papar Capt.
“Dengan lobby yang lama, dengan kemampuan RA yang begitu kuat dan lobby-nya waktu mereka juara piala dunia PMPL SEA cukup proper saat itu. Selalu dijadikan faktor kenapa tidak bisa menjadi juara dunia lagi,” tambah dia.
“Bedanya dulu ada Zuxxy Luxxy, terus ada satu murni rusher terus ada support-nya. ‘Kurang support nih, masa yang main Kennan Boycil Uhigh Lapar nembak semua siapa yang jadi supportnya’,” tegasnya.
Capt juga menambahkan cibiran lainnya yang ia terima terkait timnya, melibatkan salah satu bintang tim yakni Muhammad “Lapar” Septiadi.
“Saya kira ketika Lapar tidak perform, ‘Lapar dimainin terus nih, anak emas nih’, begitu Lapar gendong-gendong dicari lagi apa kekurangannya ‘ini karena GenFos tidak main, kalau GenFos tidak main pasti bisa bagus seperti ini,” ungkap Capt.
Hujatan dan cibiran tidak membangun seperti itu membuat Capt menilai musuh terbesar timnya adalah netizen yang berusaha mencari-cari kesalahan dan kekurangan.
“Namanya netizen ya, sebenarnya musuh terbesar BTR (itu) ekspektasi (dan) netizen yang berusaha untuk mencari cari celah apa yang bisa (dipakai), apa kurangnya nih. Dalam beberapa hal saya selalu menahan anak-anak untuk tidak terlalu memikirkan, mereka juga sudah dewasa untuk tidak terlalu memikirkan hal seperti itu,” tuturnya.
“Cuma, dalam beberapa momen ya pasti ada di mana mereka kepikiran akan hal tersebut. Contohnya Lapar kok dibilang ‘one season wonder’, begitu dia muncul (bersinar) yang dibahas bukan Lapar mulai perform tapi malah yang lain, seperti selalu mencari kekurangan.”
Terakhir, bagi Capt semua itu adalah resiko yang harus dihadapi oleh Bigetron Red Aliens, terkait para netizen yang kerap memberi hujatan dan cibiran.
“Apakah itu mempengaruhi tim? Resiko dari tim BTR mau tidak mau, ada positifnya kami dapat fame, dapat support tapi (sisi) negatifnya harus terima konsekuensinya, jangan hanya ambil (sisi) positifnya saja, seperti itu,” pungkasnya.